JERUJI
Pertama berdiri tahun 1996, tepatnya pada tanggal 30 September.
Awalnya sekelompok pemuda terdiri dari Aldonny, Heru, Dicky dan Hendra mencoba
turut menyuarakan kepedihan mereka terhadap kehidupan. Dengan nama Mutant X
mereka membawakan lagu lagu band kesukaan mereka. Seiring dengan perjalanan
waktu mereka merasa nama Mutant X kurang Indonesia. Akhirnya terpilihlah Jeruji
sebagai nama yang mewakili mereka pada saat dipanggil keatas panggung.
Perjalanan karier Jeruji meniti arus naik turun dan pahit manisnya
panggung ke panggung. Hingga pada akhirnya mereka diajak terlibat dalam satu
kompilasi klasik yang bertajuk Bandung's Burning pada tahun 1997 yang di
produksi oleh Riotic Recs dengan single "No Really Competitions".
Masih pada tahun yang sama Jeruji menerima ajakan untuk terlibat dalam satu
kompilasi yang di produksi oleh label Tian An Men ..89 Recs dari Perancis dan
masuklah single Pianjingeun pada kompilasi yang dirilis dalam bentuk Piringan
hitam ukuran 7 inci dan beredar di Perancis dan negara eropa lainnya secara
independen. Pada tahun 1998 setelah sekitar 2 tahun mencoba dari panggung ke
panggung underground scene di Indonesia akhirnya Jeruji menelurkan album
perdananya secara independen dengan judul FREEDOM yang dirilis oleh 41 Recs
Bandung. Pada tahun yang sama juga kompilasi Brain Beverages dirilis dan single
Broken adalah lagu Jeruji yang terlibat didalam kompilasi yang dirilis oleh
Harder Recs Bandung.
Ternyata gaung Jeruji sampai juga ke negara matahari terbit dan
sebuah records company bernama All System Fail merilis kembali kompilasi yang
berisi single Pianjingeun bekerja sama dengan Tian An Men ..89 Recs dalam
bentuk compact disc dan dirilis pada tahun 1999. Didalam negeri sendiri Jeruji
ternyata concern dengan tidak adanya skatepark yang representatif untuk para
skateboarder bermain. Seiring dengan ide itu Jeruji diajak oleh ISA (Indonesian
Skateboarding Association) dan Spills Records untuk membuat kompilasi yang keuntungannya
diperuntukan pada pembuatan Skatepark. Single Drunk With Power menjadi salah
satu lagu yang ada dalam A Ticket To Ride "a benefit for local
skatepark" yang dirilis oleh Spills Records. Pada tahun 2000 Jeruji
berubah formasi dan memutuskan untuk menambah personil sebagai bagian dari
dinamisnya musik Jeruji. Robby mengisi posisi Gitar dan memberi nafas baru bagi
Jeruji. Dan pada tahun ini juga Album Lawan dirilis oleh Napi Recs. Perjalanan
panggung Jeruji ternyata tidak berhenti, tetapi malah semakin banyak dan
mendewasakan masing masing personelnya. Ide pembuatan Live Recording yang
melibatkan penonton secara langsung memang belum ada waktu itu di Indonesia
ternyata menarik untuk beberapa pihak. Dan akhirnya terwujud sudah dan
melibatkan beberapa band pionir dan label independen di Bandung. Dengan tajug 4
Harvest Live Recording Jeruji bersama dengan Puppen, Forgotten dan Blind To See
melakukan pertunjukan yang direkam secara live di Dago Tea House indoor pada
tahun 2001 yang rencananya akan dirilis dalam bentuk kaset, CD dan VCD. Pada
akhir tahun 2003, formasi terakhir Jeruji yaitu Aldonny ”Themfuck”, Heru, Robby,
Sanny dan Opick telah merampungkan materi lagu untuk album yang ketiga.
Setelah melalui proses negosiasi dan sign kontrak dengan salah satu
perusahaan recording independen, akhirnya pada bulan Agustus 2004 album mereka
yang diberi nama "3rd" album berhasil dirilis secara eksklusif oleh
Subciety Records. Album tersebut berisikan 13 lagu dengan materi dan nuansa
yang sangat berbeda dari album mereka sebelumnya. Sebagai Heat up bagi scene
underground di Indonesia, Jeruji baru saja merampungkan Video Klip untuk Single
Lawan. Namun setelah identitas diri kami mulai tumbuh di dalam sebuah komunitas
yang cukup solid ini, akhirnya kami harus ditinggalkan oleh salah satu gitaris
kami yaitu Heru dan sementara untuk mengisi kekosongannya posisi tersebut
digantikan oleh Ayi sebagai additional. Line-up tersebut masih bertahan sampai
sekarang, dan sekarang sedang dalam proses persiapan untuk pembuatan video klip
beberapa materi lagu yang ada di "3rd" album.
Komentar
Posting Komentar